11 April 2008

AYA... AYA...

Hari ini saya pulang dengan kendaraan umum bus dari Klaten. Kepergianku kali ini boleh saya katakan tidak seperti biasanya berkendaraan sendiri. Hal ini tidak kulakukan karena masih teringat dengan meninggalnya saudara iparku meninggal karena kecelakaan. Tepat di daerah Kartasura bus berhenti karena trafic light.



Seiring berhentinya bus dari pintu belakang naik seorang remaja tinggi kira-kira 150 cm, dengan kaos merah bergambar kartun, celana krem selutut, badannya berkulit sawo matang kehitaman, memakai kacamata hitam, ke-2 lengan tangannya bertato,dan telinganya bertindik. Dengan perilaku "ujas-ujus"(istilah jawa berarti orang berprilaku "kasar" atau tidak sopan). Berjalan dari belakang dan berhenti pada 3/4 dari lorong bus. Kemudian dia menghadap ke penumpang sebelah kanan.Saya duduk di deretan kursi pada lajur kanan posisi tengah. Remaja ini bertepuk tangan tak berirama sembari berucap AYA..AYA....(kalau dihitung tak lebih 10 kali) .
Saya bingung dengan perilakunya. Apa maksudnya dia bertingkah demikian. Kalau dia ngamen kenapa hanya Aya....Aya!! yang keluar dari mulutnya, bukan suara lirik-lirik sebuah lagu. Dan tepuk tangan yang digunakan untuk mengiringi bernyanyi juga tidaklah beraturan (maksudnya tidak ada harmonisasinya). Kebingunganku terjawab seusai berucap Aya...Aya dan bertepuk tangan, Dia menjulurkan ke setiap penumpang. Ooo... dia mengamen dengan meminta imbalan dari kedermawanan penumpang. Sikap yang ditunjukkan remaja itu sangatlah bertentangan dengan penampilannya yang "ujas-ujus". Sangat santun, hal ini ditampakan dengan anggukan kepala kepada penumpang yang memeberikan uang. Selidik punya selidik remaja itu kenyataannya adalah seorang yang berkondisi bisu dan tuli.
Kesadaranku semakain ditambahkan dari kejadian ini. Orang dapat memperoleh sesuatu dimana dalam dirinya ada kekurangan. Bagaimana seorang yang bisu tuli dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan kekurangannya. Semestinya kita yang memiliki kesempurnaan semestinya dapat berbuat lebih dari remaja ini. Dengan kemauan dan semangat pantang menyerah, rasa percaya dirinya tinggi. Kekurangan yang dimiliki bisa dikatakan menjadi kelebihannya. Anggapan bahwa kita tidak berguna/bermanfaat untuk orang lain adalah terlalu berlebihan. Semestinya kita bisa belajar banyak dari remaja ini bahwa apa yang dia kerjakan paling tidak bermaanfaat untuk dirinya sendiri. Dengan demikian kelangsungan hidupnya sendiri bisa terjaga. Nyanyian dan tepuk tangannya menjadi sindiran buat kita yang kadangkala hanya bisa berucap Aya...Aya dan bertepuk tangan melihat kondisi sekeling kita.

No comments: