10 August 2009

SEORANG BAJINGAN....

Belalang Kecilku...
Sengaja kupilih judul di atas sudah barang tentu kamu menjadi risih dan jijik. Sudah menjadi kelaziman banyak orang bahwa "bajingan" artinya orang yang berkelakuan jelek, sebangsa maling, begal, rampok, korak dan kemudian kata tersebut menjadi kata yang digunakan untuk mengumpat dan terdengar kasar serta tidak sopan.Akan tetapi arti yang sebenarnya adalah untuk memberi istilah pekerjaan "seorang kusir gerobak". Ceritanya sedikit berbeda saya memahaminya karena pengucapan kata bajingan dimunculkan dalam konteks pemberian predikat.

Belalang kecilku...
Tepatnya pada hari Sabtu, 08 Agustus 2009 siang hari, saya mendapat SMS dari darimu yang isinya "Pak ...., aku call jenengan. Tolong angkat telepon ya!. Agar tidak dikira "bajingan!!!!" Ketika membaca pesan tersebut tersotak kaget. Siapa pengirimnya saya kenal jelas ini nampak dari nomor HP yang digunakan. Yang menjadi pertanyaanku kenapa kamu setega itu menyampaikan pesan itu kepada saya hanya untuk sekedar mengangkat telepon? Dan mengapa kamu melakukan itu hanya sebatas sebagai mengamankan diri agar tidak terjadi suatu pertiwa yang lebih anarkis. Sebenarnya secara jujur saya tak mau menuruti apa yang menjadi permintaanmu. Namun karena unsur penghormatan dan penghargaan terhadapmu saya mau lakukan sebagai wujud pengorbanan.

Belalang Kecilku...
Mohon maaf jika aku harus mengatakan bahwa saat ini hidupmu dalam kungkungan manusia "Serigala berbulu Domba". Diluar memperlihatkan perilaku baik tetapi didalam mulut dan cakarnya siap untuk mengkoyak-koyak hidupmu. Aku hanya berharap semoga kamu mampu bertahan dengan kehidupanmu yang sekarang! Bagaimana mungkin dia mau bertanggungjawab terhadapmu sementara anak-isterinya sendiri tidak diurus. Bahkan dia jauh lebih mementingkan kepentingan sendiri sebagai pemuas napsu serigalanya yang sudah tak mengindahkan tata nilai-nilai etika dan norma-norma yang ada. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi dalam kehidupan rumahtanggamu yang demikian mudah untuk diacak-acak tanpa kamu bisa berbuat apapun. Yang terjadi malah kamu membiarkannya tanpa ada sikap proteksi sedikitpun. Malah kamu menggunakan "orang lain" sebagai tumbal untuk penyelesai. Untuk kedua kali aku mengingatkamu bahwa semua itu tidak menyelesaikan akar permasalahan. Sekarang hidupmu dalam kungkungan manusia "Serigala berbulu Domba"

Belalang kecilku...
Selama hidup yang kujalani hampir setengah abad kurang dari 11 hari. Tak pernah aku menerima "penghargaan" yang seperti kamu sampaikan. Dan sebaliknya saya sendiri tak pernah walau sekata senantiasa memberikan perhagaan terhadapmu yang sepadan dengan pesan yang kamu sampaikan. Ketetapanku pesan itu akan kucatat dalam sejarah hidupku bahwa seseorang yang kukenal "dekat" dari kebersamaan ketika masih anak2 sampai dewasa bisa berbuat sedemikian rupa kepada kawannya. Angin apa yang membawa sikapmu yang demikian.Apakah kamu menyadari akan sikap dan perilakumu itu?

Belalang Kecilku...
Siang ini ada sedikit diskusi kecil tentang perilaku orang sekarang. Seorang kawanku dengan lantang mengatakan "Hidup ini kejam Pak. Kalau tidak kejam, kita akan dikejami orang!" Sahut saya tak kalah lantang pula bahwa saya menyetujui pendapatnya. Dalam hati saya kepengin memperlihatkan yang awal bahwa saya ini seorang bajingan sejati. Namun yang terjadi kenyataannya untuk belajar menjadi seorang bajingan itu tidak mudah. Karena ketika aku pulang kerja naik motor diperempatan jalan kulihat pengamen kecil dan peminta-minta kecil, serta seorang tua yang lusuh tak berdaya duduk ditrotoar dipanas terik matahari mengharap belas kasihan orang. Saya terbayang dengan kehidupannya. Aku protes mengapa aku tidak punya jiwa "TEGA". Bagaimana mungkin aku menjadi seorang bajingan sejati?

Belalang kecilku...
Mengapa aku ingin menjadi bajingan? Sebenarnya saya berpikir sederhana. Bajingan adalah cap orang jahat. Maka jika aku berbuat jahat pastinya orang memaklumi. Dari pada saya dinilai orang baik budi, berjiwa penolong tetapi ketika berbuat salah. Banyak orang menjadi terkejut dan heran. Saya sendiri bukan peminum minuman keras, bukan pengguna narkoba, bukan pengutil, bukan pengemplang, bukan perampok, bukan perusak, bukan bikin kerusuhan, bukan melacur. Namun masih pula mencap bajingan!

Belalang Kecilku...
Aku protes apa manfaatnya memposisikan diri sebagai pejuang ternyata tidak mau terlibat dalam "pertempuran". Kang Emha Ainun Najib saya sepaham dengan kata-katamu "Berdakwah dihadapan orang alim itu jauh lebih gampang. Tanpa bicara apapun mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan. Dan jauh lebih bermanfaat jika kita berdakwah kepada orang-orang berbuat banyak jahat". Apa gunanya mereka yang memproklamirkan dirinya Keluarga yang baik dan bertanggungjawab tetapi tidak berani turun dalam "pertempuran" untuk mewujudkan tanggungjawab dan kebaikkan keluarganya. Bukannya kamu malah lari dari tanggungjawab dan kebaikkanmu.

Belalang kecilku...
Aku tidak suka dengan orang yang menghindar dari tanggungjawabnya dan sok berbuat kebaikkan seperti nabi. Go to hell!!! Lebih baik orang menilai saya sebagai bajingan besar, tukang bikin rusuh. Toh kamu tidak tahu isi hatiku dan apa yang harus kulakukan . Haya penciptaku yang tahu itu semua.

Belalang kecilku...
Aku tidak memerlukan penghargaan dari orang lain, biarkan penciptaku yang menilai keberadaanku. Ternyata menjadi seorang bajingan sejati masih terlalu panjang untuk kujalani dan seperti menjaring angin.

No comments: