24 October 2008

LEGENDA TOPI PET DAN TOGA SARJANA

Cerita ini kuangkat dari cerita ibuku yang saat ini sudah berusia 75 Tahun. Beliau bercerita kepada kedua cucunya tentang Legenda Topi Pet dan Toga Sarjana. Ketika masih aktif bekerja di salah satu sekolah dasar, beliau senantiasa mendidik para muridnya dengan bercerita. Walaupun sudah pensiun jiwa pendidiknya masih nampak. Hal ini telihat saat beliau bercerita dengan penuh semangat, dimana kedua cucunya begitu sangat memperhatikan dengan penuh selidik. Saya sendiri sebagai anak yang ke-4 dari delapan bersaudara mengakui keberhasilan beliau dalam mendidik putra-putrinya sehingga berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai dengan sarjana semua.

Kembali pada cerita ibuku dengan Legenda Topi Pet dan Toga Sarjana,
Pada jaman Yunani kuno, tatkala pendidikan formal hanya bisa dinikmati oleh golongan yang kaya atau orang-orang yang terkemuka saja. Ada seorang guru tua yang bijak didekati oleh sekelompok orang terhormat. Katanya :"Putera-putera kami sudah merampungkan pendidikannya dan sekarang sudah waktunya buat nereka untuk pulang ke rumah dan hidup dengan gaya yang sesuai dengan lingkungan mereka. Besok kami akan menampilkan merekan pada sebuah pesta yang megah lagi besar. Pastikan mereka memakai pakaian yang terbaik dari anatara pakaian yang dimilikinya." Keesokan harinya, bangsal pesta penuh dengan para bangsawan yang mengenakan pakaian dan perhiasan yang menarik dan mempesona. Waktu yang dinanti-nantikan tiba. Para wisudawan memasuki ruangan bangsal pesta bersama-sama dengan guru mereka. Seruan kekecewaan diperdengarkan hadirin, karena mereka melihat putera-puteranya mengenakan pakaian yang tak terhormat, yaitu mereka mengenakan pakaian dari bahan karung goni dan masing-masing membawaTtopi Pet (simbol pekerja biasa). Apa artinya ini semua? Jerit orang terhormat itu. Putera-putera kami harus mengenakan pakaian yang paling baik!" Guru yang bijak menjawab :"Mereka sudah mengenakan pakaian yang Anda maksudkan! Putera-putera Anda ada yang mengenakan pakaian tukang batu karena mereka ditakdirkan untuk membangun, mereka yang arsitek akan membangun kota-kota, mereka yang dokter akan memeperbaiki kesehatan, mereka yang guru akan membangun kehidupan. Tetapi mereka semua akan menjadi pembangun di atas dasar pengetahuan yang kokoh."

Tidak semua kita akan menjadi "besar" dan "terkenal", tetapi kita semua dapat menggunakan kesempatan dan talenta yang dimilikinya untuk dapat dipergunakan untuk menolong orang lain. "Tak ada pengabdian yang lebih besar dibandingkan dengan pengabdian dengan "sepatu yang meninggalkan jejak untuk dipanuti orang lain."

No comments: