04 September 2009

DIMANA RUANG BELAJARKU....??????

Pagi ini saya datang ke sekolah dengan niatan untuk mengajar. Semalam saya menyiapkan segala keperluan untuk mengajar. Karena materi yang kuajarkan adalah materi yang cukup rumit karena hampir sebagaian besar menyangkut etika dalam pelaksanaan bekerja. adalam bidang pengambilan gambar. Namun apa yang terjadi? Ketika saya mau mengajar kuperhatikan anak2 masih diluar. Kemudian kutanyakan pada mereka mengapa tidak masuk dikelas. Mereka sontak menjawab:"Tidak ada ruangan untuk belajar, pak? Lalu kataku dengan heran :"Hah..! Apa? Tidak ada ruangan?"
Dengan perasaan jengkel anak2 saya tinggal pergi lalu saya tanya pada beberapa rekan pengajar. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Sebenarnya saya merasa malu dan risi dengan beberapa komentar yang disampaikan anak-anak lewat dunia maya (facebook) sebagai media untuk menyampaikan "unek-uneknya itu. Seperti : "Sudah bayar sekolah tetapi tidak dapat ruang belajar, sekolah ...!(kata-kata jorok sekali), sekolahe dibakar ae!, Ngene iki mending ning blandong (cafe tempat kumpul anak sekolahan) yo,,,pesan cappucino plus dengerke lagu2 klasik - ayo mulih ae!, demo ae....!!!!"
Mereka menyampaikan pesan-pesan tersebut dengan bahasa yang lugas dan tegas, apa adanya. Yang pada prinsipnya saya menangkap bahwa mereka belajar merasakan tidak ada kenyaman.

Perlu disadari bahwa ruang kelas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi, pertama: mempengaruhi proses belajar para murid dalam menerima suatu pelajaran, dan kedua: mempengaruhi guru dalam menyampaikan pelajaran. Ruangan kelas yang baik adalah ruangan yang dapat digunakan anak-anak untuk mempelajari segala sesuatu dengan nyaman. Dalam menciptakan ruang kelas yang nyaman ini diperlukan berbagai penyesuaian kondisi di dalam ruang kelas tersebut. Sekolah dan kelas adalah komunitas para siswa, yang dibawa bersama untuk mengekplorasi dunia dan belajar bagaimana mengemudikannya secara produktif. Dengan kata lain, efektif dan produktif tidaknya proses pembelajaran tidak lain terletak di sekolah dan kelas. Apa yang terjadi di sekolah dan di kelas, boleh jadi akan menjadi satu-satunya faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.

Semestinya pihak manajemen menyadari bahwa upaya peningkatan mutu pendidikan tidak boleh tidak harus dimulai dari sekolah dan ruang kelas. Pembelajaran yang efektif yang terjadi di sekolah dan ruang kelas, yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru yang efektif, diharapkan akan menghasilkan mutu pendidikan yang kita harapkan. Masalah pendidikan tidak ada di mana-mana, tetapi ada di sekolah dan ruang kelas. Untuk menciptakan sekolah dan ruang kelas yang kodusif seperti itu harus didukung oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, dan jajaran Dinas Pendidikan, serta Komite Sekolah yang berwibawa, yang dapat digugu dan ditiru oleh para guru. Bukan mengedepankan oriented project. Sementara proses belajar mengajar (PBM) menjadi terlantar. Bagaimana mungkin proses PBM dapat berjalan baik jika masing-masing individu guru senantiasa untuk tak perpihak pada kepentingan anak didiknya.

1 comment:

Gadis Gaul said...

beNer tUh pAk !!!!

thAnX p. Edy daH biSa ngerti'in AnaK2. . . .