Suatu malam seseorang menanyakan apa arti hidup itu buatmu! Kemudian kujawab hidup itu adalah sebuah pilihan. Apa yang kamu maksudkan dengan pilihan? Untukmu yang diseberang sana, aku hanya bisa memberikan dengan cerita sehingga kamu paham apa yang kumaksud Hidup itu adalah sebuah pilihan.
Ada dua bibit tanaman yang terhampar disebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam ditanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku diatas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim tanam. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku”. Dan bibit itupun tumbuh makin menjulang,
Kemudian bibit kedua bergumam, “Aku takut, jika kutanamkan akarku kedalam tanah ini, aku tak tahu apa yang akan kutemui didalam sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku pasti akan terkoyak.”
“Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutku dari tanah. Tidak. Akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itupun menunggu dalam kesendiriannya.
Beberapa pekan kemudian seekor ayam menggilas tanah itu, dan menemukan bibit kedua tadi serta mencaploknya segera.
Dalam hidup selalu ada pilihan, dan dalam pilihan selalu ada resiko dan konsekuensinya, memilih tumbuh tinggi menjulang akan terhempas angin kencang, memilih menunggu untuk dapat tumbuh dengan aman, tanpa terduga seekor ayam menggilas dan memakannya.
"KALAU SAMA-SAMA BERISIKO KENAPA TAK MENGAMBIL RESIKO YANG BESAR DENGAN HASIL YANG BESAR PULA"
( Mohon maaf jika sudah membuatmu kecewa, sedih, marah dan menangis. Beban bukan hanya dipikul tetapi harus mampu diletakkan pada tempat dan kondisi yang proporsional sehingga kelegaan pastinya dapat diperoleh )
Ada dua bibit tanaman yang terhampar disebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam ditanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku diatas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim tanam. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku”. Dan bibit itupun tumbuh makin menjulang,
Kemudian bibit kedua bergumam, “Aku takut, jika kutanamkan akarku kedalam tanah ini, aku tak tahu apa yang akan kutemui didalam sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku pasti akan terkoyak.”
“Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutku dari tanah. Tidak. Akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itupun menunggu dalam kesendiriannya.
Beberapa pekan kemudian seekor ayam menggilas tanah itu, dan menemukan bibit kedua tadi serta mencaploknya segera.
Dalam hidup selalu ada pilihan, dan dalam pilihan selalu ada resiko dan konsekuensinya, memilih tumbuh tinggi menjulang akan terhempas angin kencang, memilih menunggu untuk dapat tumbuh dengan aman, tanpa terduga seekor ayam menggilas dan memakannya.
"KALAU SAMA-SAMA BERISIKO KENAPA TAK MENGAMBIL RESIKO YANG BESAR DENGAN HASIL YANG BESAR PULA"
( Mohon maaf jika sudah membuatmu kecewa, sedih, marah dan menangis. Beban bukan hanya dipikul tetapi harus mampu diletakkan pada tempat dan kondisi yang proporsional sehingga kelegaan pastinya dapat diperoleh )
No comments:
Post a Comment