18 April 2008

JUJUR DAN TEKUN

Saya kenal seseorang sebut saja namanya Pak Atmodimejo. Ia adalah seorang sais dokar. Ia mempunyai sebuah dokar. Sehari-hari ia mengandalkan hidup dari pekerjaannya menjadi sais dokar. Padahal, ia tak hanya menghidupi dirinya sendiri. Ia masih harus menghidupi seorang isteri dan dua orang anaknya. Si sulung sekolah di SMU kelas 3. Sedangkan si bungsu sekolah di SMP kelas 1.

Jika nasib sedang mujur, dalam sehari ia bisa memperoleh penghasilan Rp 40.000,00. Namun itu jarang sekali terjadi. Pada umumnya sehari-hari ia hanya memperoleh penghasilan antara Rp 15.000,00 sampai Rp 20.000,00. Dapat dibayangkan, betapa ia harus pandai-pandai mengatur ekonomi rumah tangganya. Meski begitu, ia tak pernah meratapi hidupnya. Ia selalu bersyukur kepada Tuhan. Ia berpandangan, lebih baik selalu mensyukurinya. Ia berpandangan, lebih baik bekerja dengan gembira daripada meratapi kesulitan hidup.

Cara hidup seperti itulah yang membuatnya tetap sehat dan tampak awet muda. Pengalamannya selama ini mengajarkan kepadanya, bahwa selalu ada jalan saat ia mengalami kesulitan hidup. Karena itu baginya, yang penting mensyukuri hidup dan segala pekerjaan yang dijalankannya. Caranya, dengan bekerja jujur dan tekun.Apakah kita juga terbiasa menjalani hidup seperti Pak Atmodimejo: bersyukur dengan cara mengerjakan segala sesuatu dengan gembira, jujur dan tekun, meskipun dalam segala keterbatasan hidup yang dimilikinya?

1 comment:

Anonymous said...

kami berpendapat teruslah berjuang, karena semua perjuangan insyaallah akan mendapatkan hasil, meskipun belum sesuai ddddddengan yang kita harapkan, namun kita harus senantiasa bersyukur, karena itu jalan yang terbaik.