10 July 2009

ANAK KERANG

Jam sudah menunjuk angka 03.40 mata mau dipejamkan selalu menolak. Kegelisahan berkecamuk tak karuan. Namun seiring dengan bunyi kokok ayam mengingatkan sebuah gelang mutiara yang digunakan oleh seorang perempuan ketika sedang mempercantik diri. Begitu nampak anggun dikenakannya dan cantik untuk dilihat. Kesempatan ini kutuliskan sebuah cerita untukmu perempuanku. Semoga kamu mengerti dan menyadari akan semuanya


Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. Anakku, kata sang ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tanganpun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu.

Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam.
Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat, kata ibunya dengan sendu dan lembut. Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya.

Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Bahwa penderitaan adalah lorong komunikasi antara manusia dan Tuhan. Kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa."

1 comment:

dyah hapsari said...

Indahnya mutiara yang mengkilap ,akan semakin bersinar dan bercahaya kala dikenakan seorang perempuan yang dapat merasakan kebahagiaan yang seutuhnya, mutiara akan redup kala perempuan yang memakainya sedang diliputi kegalauan yang mendera dihati sanubarinya. Hidup ini penuh dengan rahasia-rahasia Ilahi yang manusia tak dapat melawan takdirnya, apakah dia bisa melawan takdirnya???, untuk itu kita harus senantiasa berserah diri pada sang pencipta dan ikhlas dalam menjalani hidup yang fana ini tuk dapat mencapai kebahagiaan yang hakiki di alam syurgawi. Amien. DHEN.