08 June 2009

KELAPARAN

Pagi ini aku malas untuk bekerja. Semangat terbangun oleh karena seseorang memberikannya. Sasaranku adalah buku biru yang sampulnya sudah compang-camping terletak dirak buku. Buku itu mempersoalkan tentang ketegangan. Lembar demi lembar kubaca tidak juga paham apa yang maksudkannya. Ahhh... kamp.....!!!!!!
Buku kututup namun demikian pikiranku tidak serta merta bisa kututup. Dengan mata hati kucoba untuk membacanya dan sampailah saya pada terminologi untuk mengudarnya.

Ketika saya bertanya kepada beberapa teman tentang kelaparan. Apakah yang terlitas dalam benak pikirannya? Masing-masing memberi jawaban yang beragam, diantaranya : makanan, kekeringan, miskin, dan masih banyak yang lainnya. Bahwa kelaparan bukan saja persoalan phisik saja. Tetapi juga menyangkut kelaparan emosional. Kebutuhan dasar yang ensensi manusia adalah cinta, kasih-sayang dan penerimaan. Tanpa kebutuhan seperti diatas aku tidak yakin emosi seseorang akan berkembang dengan baik. Dengan demikian kecacatan yang dibawanya jauh kedalam masa depannya. Seorang kawan menambahkan pula bahwa sekarang ini kondisinya sudah dalam tataran bencana, banyak orang sudah masuk dalam kelaziman, misalnya ketegangan keluarga yang harus dibarengi dengan perceraian. Dan yang aneh tak sedikit orang yang berbuat untuk tampil sebagai penyelesai namun mereka tidak menyadari bahwa mereka yang berbuat demikian tak mengenal akan kebutuhan yang essensial tersebut. Yang terjadi adalah kesulitan demi kesulitan. Pada dasarnya kebutuhan manusia akan cinta, kasih-sayang dan penerimaan adalah menjadi modal dasar untuk mengenyangkan diri seseorang. Jika tak terjadi proses penerimaan maka yang terjadi adalah ketidak mampuan untuk memberi pun juga tidak dimiliki. Sehingga tidak disangkal orang akan berekasi negatif dan menjadidan dirinya malu, muak, menarik diri, kikuk. Memang kebutuhan emosional sulit untuk dinyatakan terhadap orang lain. Perasaan takut akan penolakan akan menjadikan dirinya tertutup. Bahkan orang yang terdekatpun akan diposisikan mengecewakan karena kebutuhan yang tak terucap ini.

Jadi sudah semestinya masing-masing diri ini untuk belajar dan bersikap terbuka. Bersikap terbuka adalah termasuk dalam menerima kebutuhan orang lain. Pada hakekatnya orang lain dapat membantu memenuhi kebutuhan kita. Inilah menjadikan diri kita merasa dicintai.

Ringkas cerita bersedialah untuk memberikan cinta dan kasih sayang tanpa berharap cinta dan kasih sayang sebagai imbalannya. Cinta tidaklah hanya sebatas diterima - tapi juga sesuatu untuk diberikan.

No comments: