10 June 2008

SUARA HATI

Ada keceriaan di wajah anak-anak pada saat ini. Mereka bergerombol membentuk kelompok kecil-kecil sambil bercandaria, ada yang berlarian kesana kemari. Ada yang serius berbicara tentang masa depannya.



Dan ada pula yang tidur-tiduran tanpa alas. Suasana pada saat itu lembaga pendidikan dimana saya bekerja tak seperti biasanya. Karena hari itu lembaga pendidikanku punya hajatan tahunan, yaitu acara pelepasan atau penyenyerahan anak-anak kelas 3 ke orangtuanya.


Pelepasan ini menandai bahwa mereka akan mengakhiri masa studinya di kelas 3. Dari sekian kelompok anak-anak itu, saya menghampiri salah satu kelompok dan mengajak berbicara. Dalam pembicaraan itu memang ada niatan saya untuk mencoba mengajak menggali pemahaman anak-anak untuk menyuarakan "unek-uneknya" (=isi hatinya) tentang suasana lembaga pendidikannya, tentang teman-temannya, tentang guru-gurunya dsb. Harapan saya mereka akan berbicara secara jujur dan tulus hati tanpa ada perasaan tertekan/paksaan.



Karena menurut pemahaman saya, mereka sekarang dapat dikatakan lepas dari sentimen-sentimen atau tekanan-tekanan dari guru-gurunya yang pada gilirannya tak menentukan nilai ujian atau kelulusan mereka. Kuminta mereka untuk menuliskan "unek-uneknya" dan sekarang kutulis ulang sebagai berikut :


Bapak, Ibu Guru yang kami hormati,
Selama hampir 3 tahun bersekolah disini, dan sebentar lagi akan segera meninggalkan sekolah ini. Ada beberapa hal perasan isi hati kami yang ingin kami utarakan. Perasaan atau sikap kami ini dilandasi agar citra sekolah yang bersertifikasi ISO dan Sekolah Bertaraf Internasional dapat terjaga mutu pendidikannya walaupun disana-sini masih perlu pembenahan.
Bapak-Ibu Guru yang kami hormati,
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kami disekolah ini baik dari dalam sekolah maupun diluar sekolah. Kenapa sekarang ini banyak kenakalan-kenakalan di sekolah kami tak terkendali? Ada beberapa faktor yang bisa kami kemukakan :
  1. Kurangnya perhatian dari guru-guru kami terhadap anak didiknya sehingga tak terkontrol kegiatannya.
  2. Banyaknya jam kosong (tak ada guru yang mengajar) dan waktu kosong inilah dibiarkan oleg guru, sehingga jam pelajaran ini dipakai oleh kami untuk hal-hal yang bersifat negatip dan lain-lain.
Dengan demikian memungkin kami untuk kabur meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran habis, merokok, tidur, memutar video lewat HP, ber-SMS-ria dan sebagainya. Sebenarnya masalah kabur meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran berakhir dan sebagainya dasarnya adalah kurangnya perhatian guru atau mungkin juga seringnya guru tidak hadir dan pelajaran menjadi kosong bahkan ada pula gurunya hadir akan tetapi tidak mau mengajar hanya gara-gara salah seorang dari kami belum membayar uang LKS. Kondisi-kondisi ini menjadikan kami malas datang di sekolah dan ketidak seriusan guru dalam mengajar jarang hadir, berarti kami telah tertinggal pelajaran karenanya dapat berakibat fatal.

Bapak-Ibu Guru yang kami hormati,
Memang kami sebagai siswa seharusny kreatif, bilamana tidak ada guru bisa mengadakan diskusi kelompok tetapi bagaimanapun juga bimbingan guru disini sangat kami perlukan. Jadi dapat saya simpulkan apa yang menjadi maksud kami, adalah sebagai berikut :
  1. Cermin kami adalah guru-guru kami. Segala perbuatannya sangat mempengaruhi kami.
  2. Penerapan disiplin semata-mata bukan hanya untuk kami. Tetapi juga diterapkan pada guru pengajar agar tak berbuat seenaknya mengajar dan dikontrol secara intensif.
  3. Diupayakan guru pengajar meluangkan waktu untuk salaing berdiskusi mengenai materi yang belum dimengerti atau masalah-masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh anak didiknya.
  4. Perlunya keakraban guru pengajar dengan anak didiknya sehingga tidak terjadi anggapan dari anak didiknya bahwa gurunya sadis.
  5. Berikanlah spirit dalam belajar dan jangan menakut-nakuti sehingga tidak terjadi akibat keputusaan pada diri kami.
  6. Dengan padatnya jam pelajaran maka tidak ada anak didik yang bermalas-malasan.
  7. Secara intensif kami dikontrol mengenai absensi, hasil belajar, kedisiplinan dan ketaatan dalam melaksanakan peraturan / tata tertib yang diberlakukan.

Bapak-Ibu Guru yang kami hormati, Demikian "unek-unek" isi hati kami, apapun yang guru pengajar lakukan pada kami adalah tercermin dari mutu pendidikan dan sikap serta perilaku yang kami miliki.

Fajri dkk.

1 comment:

Anonymous said...

Artikel yang membangun,jadi murid dan guru sama-sama tahu,saling di butuhkan. Murid harus rajin masuki sekolah demikian juga gurunya. Kalau begini saya yakin pendidikan di lembaga ini pasti "maju"